Tulisan berjalan

Marquee Biru مرحبا بكم في مدونتي

Petualangan di hutan terlarang

 Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat, lima sahabat—Hanif, Ikhsan, Candra, Haqi, dan Andrean—memiliki satu kebiasaan yang sulit dihilangkan: menjelajahi tempat-tempat baru. Mereka telah menjelajahi sungai tersembunyi, gua-gua kecil, hingga puncak bukit terjal. Namun, satu tempat yang belum pernah mereka sentuh adalah Hutan Terlarang di pinggiran desa. "Katanya, siapa pun yang masuk ke sana tidak akan kembali," ujar Ikhsan dengan nada berbisik saat mereka berkumpul di rumah pohon. "Itu cuma mitos! Kita sudah menjelajah banyak tempat dan baik-baik saja," sahut Candra dengan antusias. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya mereka sepakat untuk memasuki hutan itu keesokan harinya.  


PERJALANAN DIMULAI

 Matahari baru saja naik ketika mereka berkumpul di tepi hutan. Udara pagi yang segar membuat semangat mereka membara. Dengan membawa peralatan sederhana seperti senter, pisau lipat, dan bekal makanan, mereka melangkah masuk ke dalam hutan yang lebat. Pada awalnya, perjalanan terasa biasa saja. Burung-burung berkicau, dedaunan berdesir terkena angin, dan cahaya matahari masih bisa menembus sela-sela pohon. Namun, semakin dalam mereka melangkah, suasana mulai berubah. Udara menjadi lebih lembab, suara alam perlahan menghilang, digantikan oleh keheningan yang mencekam. "Rasanya aneh, ya? Seperti ada yang mengawasi kita," gumam Haqi sambil mengamati sekeliling. Andrean, yang sejak tadi diam, tiba-tiba menunjuk ke arah pohon besar di depan mereka. "Lihat itu! Ada ukiran aneh di batang pohon." Mereka mendekat. Ukiran itu tampak seperti simbol kuno, dengan pola lingkaran dan garis-garis yang berkelok-kelok. Tiba-tiba, angin kencang bertiup, seolah memperingatkan mereka untuk pergi.  

RAHASIA YANG TERSEMBUNYI

 "Mungkin kita sebaiknya kembali saja," usul Hanif, mulai merasa tidak nyaman. Namun, sebelum mereka sempat berbalik, tanah di bawah mereka bergetar. Dari balik semak-semak, muncul sosok berjubah hitam dengan mata bersinar merah. "Kalian tidak seharusnya ada di sini," suara dalam dan berat itu menggema di telinga mereka. Candra, yang biasanya pemberani, kini menelan ludah. "Si-siapa kamu?" Sosok itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia mengangkat tangannya, dan tiba-tiba sekeliling mereka berubah. Hutan yang tadi lebat kini menjadi reruntuhan kota tua. Langit berubah menjadi ungu kelam, dan di kejauhan terdengar suara gemuruh. "Kita... kita di mana?" tanya Ikhsan panik. "Kalian telah memasuki batas antara dunia nyata dan dunia yang hilang," jawab sosok itu. "Jika ingin kembali, kalian harus menemukan Cahaya Penjaga sebelum matahari terbenam." Mereka saling berpandangan. Petualangan mereka baru saja dimulai, dan mereka harus bergegas sebelum terjebak di dunia yang asing selamanya.

MISI DIMULAI

Tanpa membuang waktu, mereka mulai menyusuri reruntuhan kota tua tersebut. Bangunan-bangunan besar yang sudah tertutup lumut dan akar menjulang tinggi di sekitar mereka. Jalanan yang dulunya megah kini dipenuhi bebatuan runtuh dan tanaman liar.

"Kita harus menemukan petunjuk tentang Cahaya Penjaga," kata Hanif sambil melihat sekeliling.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah cepat di belakang mereka. Semua menoleh dengan waspada. Dari bayangan reruntuhan, muncul seorang wanita berambut panjang dengan pakaian lusuh tetapi matanya penuh ketakutan.

"Tolong... bantu aku," katanya dengan suara gemetar.

"Siapa kamu?" tanya Andrean curiga.

"Aku Laira, penjaga terakhir kota ini. Jika kalian mencari Cahaya Penjaga, aku tahu di mana menemukannya, tapi kita tidak punya banyak waktu. Makhluk penjaga dunia ini akan segera datang!"

Tanpa berpikir panjang, mereka mengikuti Laira menuju sebuah kuil besar di tengah kota. Namun, baru beberapa langkah, suara geraman menggelegar di belakang mereka. Sesosok makhluk besar dengan kulit hitam pekat, mata merah menyala, dan taring tajam muncul dari balik reruntuhan.

"Lari!" teriak Laira.

Kelima sahabat itu langsung berlari sekencang mungkin, melewati lorong-lorong sempit dan puing-puing runtuh. Dengan jantung berdebar kencang, mereka tahu bahwa waktu mereka semakin menipis, dan mereka harus menemukan Cahaya Penjaga sebelum semuanya terlambat...


PERTARUNGAN TERAKHIR


Saat mereka mencapai kuil, pintu batu besar tertutup rapat. Laira dengan cepat mengukir simbol di permukaan pintu, lalu pintu itu terbuka perlahan. Mereka masuk ke dalam ruangan besar yang dipenuhi cahaya biru berpendar.

Di tengah ruangan, sebuah kristal besar bersinar terang. "Itulah Cahaya Penjaga!" seru Laira.

Namun, sebelum mereka sempat menyentuhnya, makhluk hitam tadi menerobos masuk. Dengan raungan menggelegar, ia menyerang mereka. Candra dan Hanif menghindar ke samping, sementara Ikhsan melemparkan batu untuk mengalihkan perhatian makhluk itu.

"Cepat, sentuh kristalnya!" teriak Laira.

Andrean dan Haqi berlari ke arah kristal. Saat mereka menyentuhnya, cahaya biru menyebar ke seluruh ruangan. Makhluk hitam itu meraung kesakitan sebelum akhirnya menghilang menjadi abu.

Perlahan, cahaya memenuhi seluruh ruangan, dan mereka semua merasa seperti ditarik oleh kekuatan tak terlihat. Dalam sekejap, mereka kembali ke hutan, tepat di tempat mereka memulai perjalanan.


KEMBALI KE DUNIA NYATA


Hutan kembali normal. Suara burung berkicau terdengar lagi, dan matahari bersinar terang di atas mereka. Tidak ada lagi kota tua atau makhluk menyeramkan.

"Kita... kita berhasil?" tanya Haqi masih setengah tak percaya.

Laira mengangguk. "Kalian telah menyelamatkan dunia ini dari kehancuran. Sekarang, pergilah. Rahasia ini harus tetap tersembunyi."

Sebelum mereka sempat berkata apa-apa, Laira menghilang dalam cahaya biru. Mereka saling berpandangan, menyadari bahwa mereka baru saja mengalami petualangan yang tak akan pernah mereka lupakan.

Mereka berjalan kembali ke desa dengan hati penuh kelegaan. Hutan Terlarang kini bukan lagi tempat yang menakutkan, tetapi menyimpan kisah keberanian dan misteri yang hanya mereka yang tahu.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUASA RAMADHAN

  Puasa Ramadhan: Ibadah yang Penuh Keberkahan Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat Muslim di seluru...